R E F L E C T I O N

Berdasarkan KBBI (kamus besar Bahasa Indonesia), cita-cita berarti keinginan yang selalu ada di dalam pikiran atau menjadikan tujuan akhir. Ini biasa berkaitan dengan karir dimasa depan serta target yang bersifat jangka panjang. Cita-cita penting dalam memberikan arah dan fokus pada kehidupan seseorang, tanpa cita-cita seseorang mungkin merasa kehilangan atau hidup tanpa arah. Melalui cita-cita kita dapat membangun semangat hidup dan menjadi lebih positif karena cita-cita mendorong kita untuk lebih memahami diri lebih dalam serta mengetahui tujuan akhir yang ingin dicapai. Terakhir, sebagai motivasi untuk mencapai prestasi dan keberhasilan dalam berbagai bidang kehidupan.

Melalui pengalaman bazaar dan penampilan kelompok kami belajar bahwa dalam menggapai cita-cita dibutuhkan usaha nyata dan perencanaan yang matang, berikut lima contoh konkret yang telah kami lakukan:

Usaha Kami Menggapai Cita-Cita

Menentukan Skala Prioritas

Menentukan skala prioritas merupakan salah satu bagian penting dalam isi perencanaan yang matang. Berarti mengetahui bagian yang lebih penting dan prioritas dibandingkan yang lainnya sehingga membantu mengelola waktu lebih efektif.

Melakukan Kerja Sama dan Kolaborasi

Melalui proses menghadapi bazaar dan penampilan kelompok, kami belajar bahwa adanya kerja sama dan kolaborasi antar sesama meningkatkan efisiensi kerja, kreatifitas, produktivitas dan keunikan. Semua hal tersebut dapat mempercepat pencapaian cita-cita. Terakhir, kerjasama dapat meringankan proses mencapai cita-cita.

Mengembangkan Sikap Disiplin dan Pantang Menyerah dalam Diri

Adanya sikap disiplin selama pengalaman kerja kelompok mengajarkan bahwa tanggung jawab dan konsistensi dapat mempercepat pencapaian tujuan sehingga sangat penting untuk dimiliki dalam menggapai cita-cita kita. Lalu, Sikap pantang menyerah dalam diri sangat penting dalam menghadapi tantangan-tantangan sebelum mencapai keberhasilan. Seperti selama berproses dalam IL tentu akan melewati beberapa kegagalan dan masalah. Namun, hal tersebut tidak menghentikan pencapaian tujuan akhir IL yaitu bazaar dan kolaborasi penampilan yang lancar.

Rutin Berdoa Selama Berproses

Melalui doa dapat memberikan ketenangan dan keyakinan akan hasil masa depan sehingga dapat menumbuhkan semangat dalam menghadapi tantangan.

Membangun Kepercayaan Diri

Membangun dan meningkatkan kepercayaan diri sangat penting karena dapat membuat kita menjadi lebih yakin dan fokus dalam mengambil keputusan serta memiliki pikiran yang jelas dan positif. Melalui proses menghadapi bazaar dan penampilan kelompok, kami belajar bahwa percaya diri dapat memungkinkan kami untuk mengekspresikan diri kami lebih lancar (seperti dalam pemberian ide, pelaksanaan, perencanaan dll) yang dapat memperlancar komunikasi serta tampil ke depan lebih maksimal.

Cita-cita adalah arah bagi langkah, bintang penuntun dalam gelapnya perjalanan hidup. Ia bukan sekadar angan, melainkan tujuan yang memberi makna pada setiap usaha, setiap peluh, dan setiap doa yang dipanjatkan. Dalam merancang masa depan, manusia tak berjalan sendiri. Tuhan pun mewartakan betapa pentingnya merencanakan hidup dengan bijak. Dalam Kitab Suci, banyak nasihat yang menegaskan pentingnya visi, tujuan, dan perencanaan jangka panjang. Berikut tiga kutipan Kitab Suci yang menekankan pentingnya merencanakan masa depan:

Amsal 16:3

“Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu.”

Ayat ini menunjukkan bahwa perencanaan adalah bagian penting dari hidup, namun harus disertai dengan penyerahan diri kepada kehendak Tuhan. Ketika cita-cita dan usaha dipadukan dengan iman, hasilnya akan diberkati.

Yeremia 29:11

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

Ayat ini menjadi peneguh bahwa Tuhan sendiri memiliki rencana indah bagi setiap manusia. Maka, kita pun diminta untuk menyusun rencana yang sejalan dengan nilai-nilai harapan dan kedamaian.

Lukas 14:28

“Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?”

Di sini, Yesus menekankan pentingnya perencanaan yang matang sebelum memulai sesuatu. Ini mengajarkan bahwa cita-cita besar membutuhkan perhitungan, ketekunan, dan persiapan yang sungguh-sungguh.

Kegiatan bazaar, memberikan kami berbagai keuntungan, salah satunya dalam bentuk keuntungan finansial. Melalui tersebut, kami mendapatkan peluang untuk berbagi berkat kepada sesama terutama kaum KLMTD. Kelas kami ingin menyumbangkan beberapa hasil keuntungan untuk disumbangkan ke panti asuhan. Secara keseluruhan, kelas 93 sepakat untuk menyumbangkan sejumlah nominal Rp 1.500.000,00. Nominal tersebut akan dibagi sama rata pada setiap kelompok, sehingga setiap kelompok menyumbangkan sejumlah nominal Rp 250.000,00. Pada tanggal 21 Februari 2025 beberapa perwakilan kelompok kami ikut ke Panti Asuhan Rumah Hati Suci. Di panti itu, kami bertemu dengan anak-anak panti dan dipandu untuk tour mengelilingi panti. Kami juga dijelaskan mengenai sejarah terbentuknya panti, siapa saja yang tinggal di panti, hingga keseharian anak-anak yang tinggal di panti tersebut. Berdasarkan penjelasan yang kami dapatkan, kami mengetahui berbagai latar belakang yang menyebabkan anak-anak tersebut masuk ke panti asuhan. Alasan-alasan tersebut sangat menyentuh hati kami, sehingga kami tergerak dan tersadarkan bahwa kami harus lebih bersyukur atas anugerah yang Tuhan berikan. Selain itu, kami juga diajak untuk mengunjungi sekolah Hati Suci yang terletak bersebelahan dengan panti asuhannya. Sekolah tersebut terdiri dari beberapa jenjang, mulai dari jenjang Taman Kanak-kanak, sampai dengan jenjang Sekolah Menengah Atas. Sebagian murid dari sekolah tersebut merupakan anak-anak yang tinggal di panti asuhan, dan sebagiannya tidak, karena sekolah Hati Suci juga terbuka untuk umum. Kunjungan charity ini menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi kami, karena kami tidak hanya mendapatkan kesempatan untuk berbagi, tetapi juga tersadarkan akan pentingnya bersyukur dan peduli terhadap sesama. Kami belajar bahwa kepedulian sosial bukan hanya teori yang diajarkan di kelas, tetapi sesuatu yang harus dihidupi dan diwujudkan dalam tindakan nyata.

Tidak hanya itu, kami juga secara masing-masing membagi berkat kepada kaum KLMTD (Keci, Lemah, Miskin, Tersingkir, dan Difabel). Mulai dari, anggota kami, Audrey, ia menyumbang berbagai mainan yang ia beli menggunakan uang hasil keuntungannya ke sekolah minggu difabel. Lalu, Vallerie, ia menyumbang makanan yang ia beli menggunakan uang hasil keuntungannya kepada pemulung (tuna rungu) di sekitar rumahnya. Sebagian keuntungan milik Tri dimanfaatkannya untuk membeli kue lebaran dari toko-toko UMKM, yang membantu memberi pendapatan bagi toko-toko tersebut yang telah menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan modal, persaingan tinggi, dan kurangnya adopsi teknologi digital. Grace membagikan berkat, dengan menyumbangkan uang hasil keuntungannya kepada seorang tunawisma yang memiliki disabilitas fisik. Lalu, Joanna, membeli baju dengan uang hasil keuntungannya kepada panti jompo. Terakhir, Ega menyisihkan beberapa keuntungan yang didapatkannya untuk disumbangkan dalam kotak APP (Aksi Puasa Pembangunan). Dalam masa prapaskah ini, umat Katolik diajak untuk berbagi dengan sesama, khususnya yang miskin dan menderita. Biasanya, gereja membagikan sebuah kotak kecil untuk masing-masing rumah, dan ketika masa prapaskah berakhir, maka kotak tersebut akan dikumpulkan kembali ke gereja melalui ketua lingkungan masing-masing, dan gereja akan menyalurkannya ke orang-orang yang membutuhkan.